Penggunaan Bahasa Isyarat Dalam Komunikasi Antara Penyandang Tuna Rungu, Guru, Serta Keluarga Di (Sekolah Luar Biasa Pelita Kasih) Rumah Tiga Ambon
Kata Kunci:
Komunikasi, Bahasa Isyarat, Tunarungu, GuruAbstrak
Penggunaan Bahasa Isyarat dalam Komunikasi antara Penyandang Tuna Rungu, Guru, serta Keluarga di (Sekolah Luar Biasa Pelita Kasih) Rumah Tiga Ambon. Pembimbing I: Said Lestahulu, dan Pembimbing II: Vransisca Kissya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana penggunaan bahasa isyarat dalam komunikasi antara penyandang tuna rungu, guru, dan keluarga di Sekolah Luar Biasa Rumah Tiga Ambon. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Pelita Kasih Rumah Tiga, Ambon, Maluku. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagai berikut: pertama, komunikasi yang dilakukan guru dalam mengenalkan bahasa isyarat menggunakan komunikasi perpaduan antara komunikasi verbal dan nonverbal dengan melibatkan berbagai spektrum bahasa meliputi: lisan, tulisan, gambar, isyarat, ejaan, dan membaca mimik bibir. Kedua, siswa memberikan respons positif ditunjukkan dengan perubahan sikap mengikuti isyarat yang diperagakan oleh guru. Siswa memberikan respons negatif ditunjukkan dengan perubahan emosional seperti ekspresi marah, bingung, diam, bahkan adanya penolakan dari siswa. Ketiga, hambatan komunikasi dalam penelitian ini terletak pada komunikator, pesan, dan komunikan yaitu pada hambatan proses komunikasi, hambatan fisik, dan hambatan semantik. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tidak semua anak tua rungu itu bisa menerima apa yang dijelaskan guru terkait bahasa isyarat maupun bahasa oral yang ada, karena adanya hambatan atau gangguan.
Unduhan
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 HIPOTESA - Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.